ELEMEN-ELEMEN DASAR DALAM PENELITIAN BIDANG KOMUNIKASI



A.      Pendahuluan
Bentuk-bentuk karya ilmiah yang nota bene mengandung asumsi-asumsi filosofis ilmu tersebut, dengan mana elemen ontologis tercermin melalui masalah pokok penelitian, epistemologis tercermin melalui methode penelitian dan elemen aksiologis tercermin melalui tujuan dan manfaat penelitian, kerap terlihat tidak memiliki konsistensi (taat asas) di antara ketiga unsur tadi. Inkonsistensi atau pengingkaran asas ini biasanya lebih sering muncul dalam kaitan komponen ontologis dan epistemologis.
 Pemahaman yang baik atas beberapa elemen ini adalah hal yang esensial untuk mengarahkan penelitian kita agar tepat dan bermakna. Dengan kata lain pemahaman atas elemen ini merupakan pengetahuan dasar sebelum kita melaksanakan penelitian.
Elemen-elemen dasar penelitian yaitu konsep, konstruk, variable, hipotesis dan data. Untuk mendapat kejelasan dan sistematika pembahasan maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang hal tersebut.

B.       Konsep
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. (Bungin (2001) mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger (1986) menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus.[1] Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek.
Contoh: Kata "Meja" adalah sebuah konsepyang merepresentasikan sebuah objek benda yang terbuat dari kayu, mempunyai empat kaki sebagai penyangga sebuah bidang datar yang kadang terbuat dari kaca, yang semua bahannya bersifat konkret. Pengetahuan tentang konsep penting untuk kita ketahui karena beberapa alasan.
1.      Untuk menyederhanakan proses riset dengan cara menggabungkan karakteristik-karakteristik  tertentu, objek-objek, atau individu-individu  ke dalam kategori  yang lebih umum.
2.      Konsep menyederhanakan komunikasi di antara orang2 (ilmuwan, akademisi, praktisi, mahasiswa) yang ingin ingin berbagi pemahaman dalam suatu riset.
3.      Sebagai dasar untuk membangun variabel maupun skala pengukuran yang akan digunakan.
Kesulitan dalam mengartikan sebuah konsep bagi peneliti terjadi karena:
1.      Ilmu-ilmu sosial lebih sukar diukur daripada ilmu alam. Ilmu alam bersifat relatif lebih tetap dibandingkan ilmu sosial.
2.      Kesulitan mengkonsepsi ini disebabkan sikap subjektifitas orang yang seringkali membuat peneliti terjebak dalam stereotype (pandangan yang salah akan suatu hal tertentu).

C.      Konstruk
Konsep yang dapat diamati dan diukur atau memberikan batasan pada konsep. Proses mengubah konsep menjadi konstruk disebut definisi konsep. Contoh: "Kemiskinan" adalah konsep, setelah pengertiannya dibatasi secara khusus sebagai "kondisi dimana penghasilan per bulan di bawah Rp. 150 ribu", sehingga dapat diamati dan diukur maka disebut konstruk.[2]
Suatu konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan. Contoh: Konstruk "pemarah" dapat dibuat skala dari 1 sampai 5, dimana (1) sangat tidak pemarah hingga (5) sangat pemarah. Agar lebih mudah difahami dengan cepat dapat dilihat pada penelitian yang berjenis kuatitatif yang meneliti dengan ada variable pada angket yang ditulis oleh peneliti. Ini bertujuan untuk melakukan pengukuran terhadap fenomena atau subjek yang dijelaskannya

D.      Variabel
Guna memungkinkan pengukuran, maka bagi ilmuwan tradisional terhadap suatu konsep harus diberikan sifat-sifat tertentu. Hal ini dilakukan karena ilmu memerlukan ketepatan dalam melakukan observasi terhadap konsep yang dipelajari. Sebagai contoh misalnya konsep kode bicara, maka untuk dapat dilakukan pengukuran, harus diberi ciri-ciri khusus terhadap konsep kode bicara tadi. Ciri atau sifat yang diberikan, misalnya menurut sifatnya, maka bisa dipelajari antara lain dengan cara menggolongkannya ke dalam dua bentuk, misalnya menjadi verbal dan non verbal, dan lain sejenisnya. Konsep lain, misalnya penduduk, maka dapat dirumuskan variabel-variabel  seperti jenis kelamin, suku bangsa, usia dan lain sejenisnya.
Seiring dengan pemberian ciri tertentu pada suatu konsep, semisal konsep kode bicara tadi, maka seiring itu pula konsep berubah namanya menjadi variabel. Variabel sendiri mengandung makna bisa atau dapat bervariasi atau beragam. Dengan demikian berarti pula bahwa konsep belum tentu variabel, namun variabel sudah pasti konsep, yakni konsep yang memiliki variasi nilai.
Adapun jenis-jenis variabel dalam penelitian komunikasi sebagai berikut: [3]
1.      Variabel Bebas dan Variabel Tak bebas
Variabel bebasadalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya. Sedangkan Variabel tak bebasadalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Contoh: "Bila X, maka Y", X adalah variabel bebas dan Y adalah variabel tak bebas.
2.      Variabel Anteseden/Variabel Prediktor  dan Variabel Criterion
Variabel Prediktor/antesedenadalah variabel yang biasanya digunakan untuk memprediksi atau diasumsikan menjadi sebab. Variabel criterion adalah variabel yang diprediksi atau diasumsikan menjadi akibat. Selain itu dikenal juga variabel kontrol, tujuannya untuk membatasi variabel bebas atau untuk mengeliminasi varieabel bebas yang tak diinginkan.[4]
3.      Variabel pengaruh/ bebas (independent variable) dan variabel terpengaruh/ tak bebas (dependent variable)
Variabel ini biasanya digunakan untuk memprediksi atau mengasumsikan sebuah objek penelitian sebagai akibat dari suatu hal. Misalnya penelitian tentang hubungan antara terpaan media surat kabar dan kemampuan membaca, yang dilihat dari konstruksi usia, gender, atau status sosial. Maka periset menemukan adanya pengaruh terhadap IQ seseorang yang banyak mengkonsumsi dan membaca surat kabar yang dilihat dari konstuksi usia, gender dan status sosialnya dengan adanya perbedaan tingkat intelegensinya.
4.      Varibel berdasarkan nilainya
Variabel berdasarkan skala pengukurannya dibagi menjadi 4 macam yaitu:
a.       Varibel nominal
Variabel yang ditetapkan berdasarkan golongan yakni dengan mengkategorikan suat peristiwa tertentu. Misalnya dari status perkawinan, agama, pendidikan dll.
b.      Variabel ordinal
Variabel yang diurutkan dari yang paling tinggi ke paling bawah atau sebaliknya dengan tidak memperhatikan jarak intervalnya. Misalnya penelitian tentang rangking siswa terpandai.
c.       Variabel interval
Hampir sama dengan variabel ordinal yaitu dilihat dari jenjang tertinggi hingga paling rendah namun bedanya adalah adanya penentuan jarak. Misalnya tingkat penghasilan antara Rp 200.000- Rp 300.00. dari contoh ini dapat dilihat jarak atau interval antara 200 ke 300 jadi jarak tersebutlah yang menentukan.
d.      Variabel Rasio
Variabel yang memuat angka terebut yang dimulai dari nol. Contohnya varibel umur, ada yang menunjukkan permulaan dari angka nol.

E.       Hipotesis
1.         Pengertian hipotesis
Hipotesisberasal dari bahasa Yunani: hypo= di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian.[5] Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya.  Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.[6] Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala.  Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.

Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni: [7]
a.       Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).
b.      Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tandatanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain [8] :
a.    Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan variabel penyebab dan variabel akibat.
b.    Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada ,memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
c.    Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan , maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.
2.         Kegunaan hipotesis
Kegunaan hipotesis antara lain [9]:
a.       Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b.      Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
c.       Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
d.      Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan
3.         Jenis-jenis hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :
a.       Hipotesis kerja atau alternatif ,disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Conoth rumusan hipotesis kerja
a)     Jika... Maka...
b)    Ada perbedaan antara... Dan... Dalam...
c)     Ada pengaruh... Terhadap...
b.      Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y
Rumusannya:
a)              Tidak ada perbedaan antara... Dengan... Dalam...
b)             Tidak ada pengaruh... terhadap...
Saran untuk memperoleh hipotesis:
1)      Hipotesis induktif
Dalam prosedur induktif, penelitian merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati
2)      Hipotesis deduktif
Dalam hipotesis ini,peneliti dapat memulai penyelidikan dengan memilih salah satu teori yang ada dibidang yang menarik minatnya,setelah teori dipilih, ia lalu menarik hipotesis dari teori ini.
4.         Ciri-ciri hipotesis
Ciri-ciri hipotesis yang baik:
a.         Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
b.        Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
c.         Hipotesis harus dapat diuji
d.        Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
e.         Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
5.         Menggali dan merumuskan hipotesis
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus [10]:
a.         Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
b.        Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
c.         Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Good dan scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis :
1)         Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
2)         Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
3)         Imajinasi dan angan-angan
4)         Materi bacaan dan literatur
5)         Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.
6)         Data yang tersedia
7)         kesamaan.
Maka dalam merumuskan hipotesis harus jelas dan padat serta spesifik. Sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaraif dan berbentuk pernyataanyang menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur dan diuji serta adanya kerangka teori.
6.         Menguji hipotesis
Sesuadah hipotesis dirumuskan, hipotesis tersebut kemudian diuji secara empiris dan tes logika.
Untuk menguji suatu hipotesis ,peneliti harus [11] :
a.         Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis tersebut benar.
b.         Memilih metode-metode penelitian yang mungkin pengamatan , eksperimental, atau prosedur lain yang diperlakukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak.
c.         Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data  atau tidak.
F.       Data
Semua informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yang hal terpenting untuk menentukan kualitas. Karena itu data yang dibutuhkan masih akan diuji kembali untuk menentukan data yang berkualitas atau tidak.[12]
1.         Jenis Data
Data secara umumdibagi menjadi dua yaitu
·         Kuantitatif  adalah data-data yang bersifat kongkrit berupa angka-angka yang dapat ditafsirkan.
·         Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, kalimat, narasi yang diperoleh dari objek atau subjek penelitian. Hal ini berupa dokumen, tulisan sejarah, artefak, teks, serta pengalaman individu.
Selain itu data diklasifikasi sebagai berikut:
Menurut Cara Memperolehnya
a.    Data Primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop
b.    Data Sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
Berdasarkan Sumber Data
a.       Data Internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi.
b.      Data Eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk
Berdasarkan Jenis Datanya[13]
a.       Data Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 IPS 2,
b.      Data Kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat
Berdasarkan Sifat Data[14]
a.       Data Diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu
b.      Data Kontinu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
d.           Data Rasio adalah tingkatan data yang paling tinggi. Data rasio memiliki jarak antar nilai yang pasti dan memiliki nilai nol mutlak yang tidak dimiliki oleh jenis-jenis data lainnya. Contoh dari data rasio diantaranya: berat badan, panjang benda, jumlah satuan benda. Jika kita memiliki 10 bola maka ada perwujudan 10 bola itu, dan ketika ada seseorang memiliki 0 bola maka seseorang tersebut tidak memiliki bola satupun. Data rasio dapat digunakan dalam komputasi matematik, misalnya A memiliki 10 bola dan B memiliki 8 bola, maka A memiliki 2 bola (10-8) lebih banyak dari B.
e.            Data Interval mempunyai tingkatan lebih rendah dari data rasio. Data rasio memiliki jarak data yang pasti namun tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh dari data interval ialah hasil dari nilai ujian matematika. Jika A mendapat nilai 10 dan B mendapat nilai 8, maka dipastikan A mempunyai 2 nilai lebih banyak dari B. Namun tidak ada nilai nol mutlak, maksudnya bila C mendapat nilai 0, tidak berarti bahwa kemampuan C dalam pelajaran matematika adalah nol atau kosong.
f.             Data Ordinal, pada dasarnya adalah hasil dari kuantifikasi data kualitatif. Contoh dari data ordinal yaitu penskalaan sikap individu. Penskalaan sikap individu terhadap sesuatu bisa diwujudkan dalam bermacam bentuk, diantaranya yaitu: dari sikap Sangat Setuju (5), Setuju (4), Netral (3), Tidak Setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1). Pada tingkatan ordinal ini data yang ada tidak mempunyai jarak data yang pasti, misalnya: Sangat Setuju (5) dan Setuju (4) tidak diketahui pasti jarak antar nilainya karena jarak antara Sangat Setuju (5) dan Setuju (4) bukan 1 satuan (5-4).
g.            Data Nominal adalah tingkatan data paling rendah menurut tingkat pengukurannya. Data nominal ini pada satu individu tidak mempunyai variasi sama sekali, jadi 1 individu hanya punya 1 bentuk data. Contoh data nominal diantaranya yaitu: jenis kelamin, tempat tinggal, tahun lahir dll. Setiap individu hanya akan mempunyai 1 data jenis kelamin, laki-laki atau perempuan. Data jenis kelamin ini nantinya akan diberi label dalam pengolahannya, misalnya perempuan =1, laki-laki =2.
Menurut Waktu Pengumpulannya
a.              Data Cross Section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004,
b.             Data Time Series / Berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap Euro Eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah Nurdin M. Top dan Doktor Azahari dari bulan ke bulan
G.      Penutup
Terkait dengan ilmu komunikasi termasuk rumpun ilmu-ilmu sosial. Karena itu metodologi penelitian yang berlaku pada ilmu-ilmu sosial secara umum juga berlaku pada penelitian komunikasi. Ada beberapa elemen dasar dalam penelitian komunikasi yang harus diketahui oleh setiap peneliti. Hal ini berguna sebagai panduan keilmuan bagi calon peneliti yang akan bergerak nanti menuju lapangan. Namun isi dari makalah ini selayaknya belum bisa menjadi acuhan dan pegangan karena ini merupakan pengenalan dan konsep dasar dalam meneliti.



DAFTAR PUSTAKA


Kriyantono, Racmat. Tehnik Pratis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2006.

Wikipedia. Hipotesis, 29 Februari, 2010. Kata Kunci “hipotesis”

Vardiansyah,  Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta: Indeks, 2008.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktika, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Furchon, Arief. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Surabaya:Usaha Nasional, 1982.

Faisal, Sanapioh Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.





[1]Racmat Kriyantono. Tehnik Pratis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 17.
[2] Ibid, hal. 19.
[3] Ibid, hal. 21.
[4] Ibid, hal. 22.
[5]Wikipedia. Hipotesis, 29 Februari, 2010. Kata Kunci “hipotesis”
[6] Dani Vardiansyah. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Indeks, 2008). hal.10.
[7]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktika, (Jakarta:Rineka Cipta, 1997), hal. 72
[8] Ibid, hal. 73
[9] Arief Furchon, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya:Usaha Nasional, 1982), hal. 126.
[10] Ibid, hal. 133
[11]Sanapioh Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 19.
[12]Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 32.
[13]Racmat Kriyantono. Op.,cit, hal. 37 dan 39.
[14] Ibid, hal. 42-43

0 komentar: