الفعــــــــــــــــــــل (KATA KERJA )

 


A.    Pendahuluan

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “FIIL”

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian FIIL atau yang lebih khususnya membahas tentang pembagian Fiil dan contohnya,  Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang macam-macam Fiil.  Dalam bahasa Arab, tidak bisa dielakkan lagi bahwa qawaid memegang peranan sangat penting didalamnya.Terutama nahu dan sharaf. Karena qawaid menentukan bagaimana cara kita memahami bahasa tersebut dan membuat orang lain paham dengan apa yang kita ucapkan.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

B.     Pengertian Fiil

Kalimah Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang).[1]Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa Indonesia, namun ada perbedaan sedikit. [2]

Contoh:

Bekerjalah

اُفْعُــلْ

Sedang/ akan bekerja

يَفْــعُــلُ

Telah bekerja

فَــعَــلَ

C.    Pembagian Fi’il

1.      Pembagian Fi’il Berdasarkan Waktu

a.      Fi’il Madhi

Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau (past tense).[3]Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya mengandung suara “a” , misalnyaكَـتَـبَ  (telah menulis), قَــرَأ  (telah membaca)

Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh kata كَـتَـبَ  (kataba), maka terdapat 14 bentuk sebagai berikut:[4]

No

Dhamir

F. Madhi

Arti

Keterangan

1

هُـوَ

كَتَبَ

Dia (lk) telah menulis

Bentuk asli tanpa perubahan

2

هُمَـا

كَتَبَـا

Keduanya (lk) telah menulis

+ ا pada huruf terakhir

3

هُـمْ

كَتَبُـوْ

Mereka (lk) telah menulis

+ ـــُوْ pada huruf terakhir

4

هِـيَ

كَتَبَـتْ

Dia (pr) telah menulis

+ ـتْ pada huruf terakhir

5

هُمَـا

كَتَبَـتَا

Keduanya (pr) telah menulis

+ ـتـََا pada huruf terakhir

6

هُـنَّ

كَتَبْـنَ

Mereka (pr) telah menulis

+ ـْــنَ pada huruf terakhir

7

اَنْـتَ

كَتَبْـتَ

Kamu (lk) telah menulis

+ ـْــتَ pada huruf terakhir

8

اَنْتُمَـا

كَتَبْتُمـَا

Kalian (lk) telah menulis

+ ـْــتُمَـا pada huruf terakhir

9

اَنْتُـم

كَتَبْتُـمْ

Kalian (lk) telah menulis

+ ـْــتُمْ pada huruf terakhir

10

اَنْـتِ

كَتَبْـتِ

Kamu (pr) telah menulis

+ ـْـتِ pada huruf terakhir

11

اَنْتُمَـا

كَتَبْتُمَا

Kalian (pr) telah menulis

+ ـْتُمَـا pada huruf terakhir

12

َانْتُـنَّ

كَتَبْتُـنَّ

Kalian (pr) telah menulis

+ ـْـتُـنَّ pada huruf terakhir

13

اَنَـا

كَتَبْـتُ

Saya telah menulis

+ ـْــتُ pada huruf terakhir

14

نَحْنُ

كَتَبْـنَا

Kami, kita telah menulis

+ ــْـنَـا Pada huruf terakhir

Kalimah fi’il adalah kata kerja yang menunjukkan pekerjaan. Pembagian kalimah fi’il sebagai berikut; Berdasaran waktu terjadinya adalah Fi’il madhi, Fi’il Mudhari’, dan Fi’il Amar; Menurut Jenis hurufnya: Fi’il Shahih yang meliputi (Fi’il Salim, Fi’il Mahmuz,Fi’il Mudho’af) dan Fi’il Mu’tal (Fi’il Mitsal, Fi’il Ajwaf, Fi’il Naqish, Fi’il Mafruq, Fi’il Maqrun); Menurut Objek Penderitanya ada: Fi’il Lazim dan Fil muta’addi; Menurut Bentuk Aktif/ Pasifnya terdapat Fi’il Ma’lum dan Fi’il Majhul; sedangkan Menurut Susunan Hurufnya :Fi’il Mujarrad dan Fi’il Mazid

b.      Fi’il Mudhari’

Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense).[5]  Ciri/ tandanya:

1.      Dapat dimasuki huruf sin س dan saufa سَوْفَ contoh: سَيَشْـهَدُ, سَوْفَ يَشْـهَدُ

2.      Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ا,ن,ي,ت (اَنَيْتُ) yang disebut huruf mudhara’ah

Huruf

Contoh

Huruf

Contoh

ا

أذْهَـبُ

ي

يَذْهَـبُ, يَذْهَبَـانِ, يَذْهَبُــونَ

ن

نَذْهَـبُ

ت

تَذْهَـبُ, تَذْهَبَــانِ, تَذْهِبْــنَ

 

3.      Dapat dimasuki huruf لاَ (tidak)

Contoh: لاَ يَذْهَـبُ, لاَ يَشْـهَدُ, لاَ يَضْـرِبُ

Contoh :
يَخْلُقُ    (yakhluqu)=sedang/akan menciptakan
يَخْرُجُ   (yakhruju)= sedang/akan mengeluarkan
يَأْمُر     (ya’muru)= sedang/akan memerintahkan
يَأْكُلُ    (ya’kulu)= sedang/akan memakan[6]

Perubahan pada bentuknya juga seperti Fi’il madhi, Fi’il mudhari’ juga mempunyai 14 bentuk sesuai dhamirnya. Contoh

No

Dhamir

F. Mudhari’

Arti

Perub

Letak perubahan

1

هُـوَ

يَضْـرِبُ

Dia (lk) sedang/ akan memukul

….

Akhir kata

2

هُمَـا

يَضْرِبَـانِ

Keduanya (lk) sedang/ akan memukul

انِ

Akhir kata

3

هُـمْ

يَضْرِبُـونَ

Mereka (lk) sedang/ akan memukul

…ُوْنَ

Akhir kata

4

هِـيَ

تَضْـرِبُ

Dia (pr) sedang/ akan memukul

تَ….

Awal kata

5

هُمَـا

تَضْرِبانِ

Keduanya (pr) sedang/ akan memukul

تَ…َانِ

Awal dan akhir

6

هُـنَّ

يَضْـرِبْنَ

Mereka (pr) sedang/ akan memukul

تَ…بْنَ

Awal dan akhir

7

اَنْـتَ

تَضْـرِبُ

Kamu (lk) sedang/ akan memukul

تَ…

Awal kata

8

اَنْتُمَـا

تَضْـرِبانِ

Kalian (lk) sedang/ akan memukul

تَ…َانِ

Awal dan akhir

9

اَنْتُـم

تَضْـرِبُوْنِ

Kalian (lk) sedang/ akan memukul

ت…ُوْنَ

Awal dan akhir

10

اَنْـتِ

تَضْـرِبِيْنَ

Kamu (pr) sedang/ akan memukul

تَ…بِيْنَ

Awal dan akhir

11

اَنْتُمَـا

تَضْـرِبَانِ

Kalian (pr) sedang/ akan memukul

تَ…َانِ

Awal dan akhir

12

َانْتُـنَّ

تَضْـرِبْنَ

Kalian (pr) sedang/ akan memukul

تَ…بْنَ

Awal dan akhir

13

اَنَـا

اَضْـرِبُ

Saya sedang/ akan memukul

ا…..

Awal kata

14

نَحْنُ

نَضْـرِبُ

Kami, kita sedang/ akan memukul

نَ……

Awal kata

 

Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense). Cara membuatnya Huruf asli dalam Fi’il madhi diberi tambahan salah satu huruf mudhara’ah, huruf ke dua sukun (mati) Ciri/ tandanya adalah (1) Dapat dimasuki huruf sin س dan saufa سَوْفَ (2) dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ا,ن,ي,ت (اَنَيْتُ) yang disebut huruf mudhara’ah (3) Dapat dimasuki huruf لاَ (tidak) Bentuknya ada 14 bentuk sesuai dhamirnya.

c.       Fi’il Amar

Fi’il Amar adalah: kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative) untuk melaksanakan pekerjaan Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun. Contoh :

اُكْتُبْ

tulislah

اِقْـرَءْ

Bacalah

اِحْفَظْ

Hafalkan

Cara membuatnya adalah

a.       Dari Fi’il madhi,

b.      dibuang ya mudhari’nya (yaitu huruf awal Fi’il mudhari’)

c.       huruf akhir diberi harakat sukun

d.      Bila setelah dibuang ya mudhari’nya ternyata huruf awalnya berharakat sukun(ـْـ) maka ditambah dengan hamzah washal (ا) yang berkasrah yang tak perlu ditulis harakat kasrahnya.

Langkah-langkah membuat Fi’il amar

يَذْهَـبُ

ذْهَـبُ

ذْهَـبْ

اذْهَـبْ

1

2

3

4

Bentuk Fi’il Amar hanya ada 6, yaitu [7]

No

Dhamir

F. Amar

Arti

Perubahan

1

هُــوَ

———

———

2

هُـمَـا

———

———

3

هُــمْ

———-

———

4

هِـيَ

———-

———

5

هُمَـا

———-

———

6

هُـنَّ

———-

—–

7

اَنْـتَ

اُكْـتُبْ

Memukullah kamu (lk)

Asli

8

اَنْتُمَـا

اُكْتُبَــا

Memukullah kalian (lk)

..َا

9

اَنْتُـم

اُكْـتُبُـوْا

Memukullah kalian (lk)

وْ

10

اَنْـتِ

اُكْـتُبِي

Memukullah kamu (pr)

يْ

11

اَنْتُمَـا

اُكْـتُبَتَـا

Memukullah kalian (pr)

…َتَـا

12

َانْتُـنَّ

اُكْـتُبْـنَ

Memukullah kalian (pr)

نِ

13

اَنَــا

—-

—-

14

نَحْـنُ

—-

—–

 

Contoh :
اُدْخُلْ    (udkhul)=masuklah                           إِجْلِسْ   (ijlis)=duduklah
اُخْرُجْ   (ukhruj)=keluarlah                            اِرْفَعْ    (irfa’)=angkatlah

Fiil Amar adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah untuk melakukan pekerjaan.. Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun. Bentuknya ada enam

2.      Pembagian Fi’il Menurut Jenis Hurufnya

a.      Fi’il shahih Fi’il shahih adalah kalimah Fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf illat yaitu (و,ا,ي ). Fi’il shahih ini dibedakan menjadi beberapa tipe (bina’) [8]

1)      Fi’il salim, yaitu fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf hamzah atau tidak mudha’af (dobel)

contoh :

-يَـذْهَبُ

ذَهَــبَ

يَكْــتُبُ

كَتَــبَ-

يَــدْرُسُ

دَرَسَ –

2)      Fi’il mahmuz, adalah Fi’il yang salah satu hurufnya berupa huruf illat. Berdasarkan huruf illatnya, Fi’il mahmuz terdiri dari  mahmuz fa’, yaitu apabila huruf awal (fa’ fi’il) kata kerja berupa hamzah,contoh

فَـعَــلَ

ـل

ـعــ

فـ

أَخَـــذَ

ـذَ

خَـــ

أَ

—Mahmuz fa

سَــأَلَ

ـلَ

ـــأَ

سَ

—Mahmuz ‘ain

قَـــرَ أَ

أَ

ـــر

قَـَ

—Mahmuz lam

3

2

1

 

Selain itu mahmuz ‘ain yaitu apabila huruf kedua (‘ain fi’il) kata kerja berupa hamzah. Mahmuz lam, yaitu apabila huruf akhir (lam fi’il) kata kerja berupa hamzah

3)      Fi’il Mudha’af ialah kata yang huruf kedua (‘ain Fi’il) dan huruf ketiga (lam Fi’il) berupa huruf yang sama, kemudian ditasydidkan, contoh

ـــل

ـــعَــ

فَـ

مَـــدَّ

مَـــدَدَ

د

دََ

مَـ

سَـــدَّ

سَـــدَدَ

دَ

دَ

سَـ

هَـــزَّ

هَـــزَزَ

َزَ

ز

هَـ

3

2

1

 

b.      Fi’il Mu’tal adalah fi’il yang huruf aslinya berupa huruf illat. Pembagian Fi’il mu’tal ini terdiri 5 macam yaitu:

a.       Fi’il mitsal, yaitu Kata yang fa’ fi’il (huruf pertama) berupa wawu(disebut Mitsal wawi (ميثال واوي ) atau berupa ya (ي ) disebut mitsal Ya’I (ميثال يأـي ) , contoh:

ــل

ـعَـ

فَـ

وَعَـــدَ

ــدَ

عَـ

وَ

Mitsal wawi

وَضَــعَ

ـعَ

ضَـ

وَ

يَسَـــرَ

ـرَ

سَـ

يَـ

Mitsal ya’i

يَبِـــسَ

ـسَ

َبِ

يـ

3

2

1

b.      Fi’il ajwaf, Fi’il ini terdiri dari dua macam yaitu

1)      Ajwaf Wawi (أجوف واوى ( yaitu kata yang huruf keduanya berupa huruf wawu و , dan

2)      Ajwaf Ya’i (أجوف يأى ), yaitu kata yang huruf keduanya ( ع) berupa huruf Ya ( ي ) Contoh:

ـل

ـعَـ

فَـ

صَـا نَ

صَـوَنَ

نَ

ــو

صََ

Ajwaf wawi

صَــا مَ

صَـوَمَ

مَ

ــوَ

صَـ

Ajwaf wawi

هـَـابَ

هَـيَبَ

بَ

ـيـ

هـَ

Ajwaf ya’i

بَــاعَ

بَـيَـعَ

ـعَ

ـيـ

بـَ

Ajwaf ya’i

3

2

1

c.       Fi’il naqish, yaitu kata kerja yang huruf ketiga (lam fi’il) berupa huruf wawu atau ya. Fi’il ini ada dua macam yaitu

1)      Naqish wawi ( نا قص واوي ) kata yang huruf ketiganya berupa wawu ( و), dan

2)      Naqish Ya’i (نا قص يَأي ): Kata yang huruf ketiganya berupa ya ( ي)

ـل

ـعَـ

فَـ

غَـــــــزَا

غَــــزَوَ

ـَو

ـــز

غََ

Naqish wawi

سَــــرُوَ

سَــــرُوَ

ُوَ

ـــر

سَـ

Naqish wawi

سَـــرَى

سَــرَيَ

يَ

ــرَ

سَ

Naqish ya’i

خَشـــِي

خَشِــي

ـي

شِـ

خَـ

Naqish ya’i

3

2

1

 

d.      Fi’il lafif mafruq( لَفِيْــف مَفْــرُوْق) yaitu kata kerja yang huruf pertamanya (fa’ Fi’il) berupa wawu (و ) dan huruf ketiganya (lam Fi’il) berupa ya (ي)

e.       Fi’il Lafif Maqrun kata kerja yang huruf kedua (’ain Fi’il) berupa wawu (و ) dan huruf ketiganya (lam Fi’il) berupa ya (ي)

Contoh:

ـل

ـعَـ

فَـ

وَقَـــى

وَقَــى

ـى

قـَ

وَ

Lafif mafruq

وَلـــَى

وَلَــى

ى

لَ

وَ

Lafif mafruq

شَـوَى

شَـوَى

ى

ـوِ

شَـ

Lafif maqrun

قَــوِيَ

قَــوِيَ

يَ

وِ

قَـ

Lafif maqrun

 

Fi’il shahih adalah kalimah Fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf illat yaitu (و,ا,ي ). Fiil mu’tal adalah fiil yang terdapat huruf illat. Berdasarkan letak huruf illat terdapat fiil bina’ mahmuz, naqish, ajwaf, mitsal,dan lafif

3.      Pembagian Fi’il menurut Objek Penderitanya

a.      Fi’il Lazim yaitu fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi tidak memiliki maf’ul bih (pelengkap penderita). Dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja intransitif. [9]

b.      Contoh

قَـَامَ – يَقُـوْمُ

berdiri

جَلَسَ- يَجْلِـسُ

Duduk

 

c.       Fi’il Muta’addi, yaitu fi’il yang tidak hanya memiliki pelaku (Fa’il) tetapi harus dilengkapi dengan maf’ul bih (Objek penderita). Di dalam bahasa Indonesia disebut Kata kerja transitif. Contoh

شَـرَبَ-يَشْـرَبُ

Minum

اَعْطَـى-يُعْطِــى

Memberi

تَبِــعَ-يَتْبَــعُ

mengikuti

ظَــنَّ –يَظُــنُّ

Mengira

 

Fi’il muta’addi dapat dibentuk dari fi’il lazim. Beberapa Fi’il lazim dapat menjadi Fi’il muta’addi dengan mengikuti wazan-wazan (pola) sebagai berikut

Arti

Muta’addi

Pola

Arti

lazim

Mengeluarkan

أَخْـرَجَ-يُخْـرِجُ

اَفْعَـلَ – يُفْعِـلُ

Keluar

خَـرَجَ

Menggembirakan

فَـرَّحَ – يُفَـرِّحُ

فَعَّـلَ – يُفَعِّــلُ

Gembira

فَـرَحَ

menyetujui

وَافَـقَ - يُوَافِقُ

فَاعَلَ – يُفَاعِـلُ

Setuju

وَفَــقَ

 

Fi’il Lazim /kata kerja intransitive yaitu fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi tidak memiliki maf’ul bih (pelengkap penderita). Sedang Fi’il Muta’addi / Kata kerja transitif yaitu fi’il harus dilengkapi dengan maf’ul bih (Objek penderita).

D.    Kesimpulan

Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata, misalkan pada dhomir (kata ganti). Berbeda dengan bahasa Indonesia yang hanya memiliki 7 kata ganti (dia, kamu, kalian, mereka, kami, kita, dan saya)), di dalam bahasa Arab kata gantinya ada 12. Antara kata ganti untuk dua orang dengan lebih dari dua orang dibedakan di dalam bahasa Arab, tidak terdapat pada bahasa Indonesia bahkan pada bahasa Inggris (read : Bahasa Internasional).

Di antara keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan padat, misalnya, jika kita ingin mengungkapkan "dia sedang menulis", maka cukup dengan menggunakan kalimat yaktubu dan ini sekaligus menunjukkan bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang laki-laki, adapun jika yang menulisnya itu seorang perempuan, maka kita gunakan kalimat taktubu saja. Singkat dan padat. Dan banyak lagi keunggulan bahasa arab di atas bahasalain.

Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz yang brfaidah yang mampu membuat yang diajak bicara diam karena mengerti.  Lafadzh sendiri meliputi Al Kalam (kalimat), Al Kalimah (kata), dan Al Kalim (akan dijelaskan kemudian).  Maksud dari berfaidah adalah bisa dimengerti oleh yang diajak berbicara.  Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah adalah kata. Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu  yang tersusun dari 3 kata (baik itu fi'il, isim) atau lebih, baik berfaidah atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

 

Adib Bisri dan Munawir A. Fatah, Kamus Al-Bisri, Surabaya: Pustaka Progresif, 1999.

AH. Akroni Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 1995.

Ahmad Al Hamalawi, Syadz Al Arf fi Fann Al Sharfi, Beirut: Dar Ibnu Katsir, 1991.

Bahaud bin Abdullah ibnu Aqil, Alfiyyah syarah Ibnu ‘Aqil, terj. Bahrun Abu Bakar, Bandung: Sinar baru Algesindo, 2009.

Imaduddin Sukamto, Tata Bahasa Arab Sistematis, Yogyakarta: Hidayah, 2000.

K.H. Moch. Anwar, Ilmu Nahwu,Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995.

Musthofa al-Ghalainy, Jami’ Al Durus Al ‘Arabiyyah jilid 1, Beirut: Maktabatul ‘Ashriyah, 1984.

Musthofa Amin, Nahwu Wadlih Fi Qawa’id Al Lughoh Al ‘Arobiyah, Ponorogo, Gontor Press, Agustus 2009.


[1]Bahaud bin Abdullah ibnu Aqil, Alfiyyah syarah Ibnu ‘Aqil, terj. Bahrun Abu Bakar, (Bandung: Sinar baru Algesindo, 2009), hlm. 351

[2]Musthofa al-Ghalainy, Jami’ Al Durus Al ‘Arabiyyah jilid 1, (Beirut: Maktabatul ‘Ashriyah, 1984), hlm. 44-45.

[3]Imaduddin Sukamto, Tata Bahasa Arab Sistematis, (Yogyakarta: Hidayah, 2000), hlm. 33-34

[4]Ahmad Al Hamalawi, Syadz Al Arf fi Fann Al Sharfi, (Beirut: Dar Ibnu Katsir, 1991), hlm., 89

[5]Ibid, hlm. 32.

[6]Adib Bisri dan Munawir A. Fatah, Kamus Al-Bisri, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1999), hlm. 658

[7]AH. Akroni Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada), 1995, hlm. 9.

[8]Musthofa Amin, Nahwu Wadlih Fi Qawa’id Al Lughoh Al ‘Arobiyah, (Ponorogo, Gontor Press, Agustus 2009), hlm. 68-73.

[9]K.H. Moch. Anwar, Ilmu Nahwu,(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), hlm. 10.


0 komentar: