METODE PENELITIAN KUALITATIF



A.    Pendahuluan
Meneliti sebenarnya dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan hasil penelitian dapat memberikan sebagai ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, penelitian kualitatif adalah adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta- fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu dan teknologi. Penelitian kualitatif dapat menghasilkan data deskriftif peneliti dari yang diamatinya.
Penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bidang ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi dan sejumlah penelitian prilaku lainnya, termasuk lingkungan  pendidikan. Data yang diperoleh (berupa kata- kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angaka statistik melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi.
Dalam makalah ini akan dibahas akan dibahas mengenai penelitian kualitatif yang mencakup Pengertian Penelitian Kualitatif, Karakteristik Penelitian Kualitatif, Prosedur Penelitian Kualitatif, Desain dan Kerangka Penelitian Kualitatif, Penyusulan Usulan dan Laporan Penelitian Kualitatif, dan  Kegunaan Penelitian Kualitatif.

B.     Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta- fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu dan teknologi.[1]
Penelitian kualitatif adalah prosedur penilitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat di amati. Dalam penelitian kualitatif data (berupa kata dan tindakan) yang di peroleh sering di gunakan untuk menghasilkan berupa teori yang timbul dari hipotesis seperti dalam penelitian kualitatif. Atas dasar itu maka penelitian kualitatif bersifat generating theory sehingga teori yang dihasilkan berupa teori subtantif. Pengertian kualitatif memerlukan ketajaman analisis, objektifitas, dan sistematis  sehingga diperoleh ketetapan dalam interpretasi sebab hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif adalah totalitas atau gestalt.[2]  
Peneletian kualitatif sebagai metode ilmiyah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok peneliti dalam bidang ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi dan sejumlah penelitian prilaku lainnya, termasuk lingkungan  pendidikan. Beberapa alasan yang mendorong dilakukannya penelitian kualitatif ialah:
1.       Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang seperti yang dialami oleh penelitian kualitatif sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat diungkap.
2.       Untuk mananggulangi kecenderungan menggali data emperis dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis akibat dari adanya hipotesis yang disusun sebelumnya, berdasarkan berfikir deduktif seperti dalam penelitian kualitatif.
3.       Untuk menanggulangi kecendurungan pembatasasan variabel sebelumnya seperti dalam penelitian kualitatif, padahal permasalahan dan varabel dalam masalah sosial sangat kompleks.
4.       Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran perhitungan empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.[3]   

C.     Karakteristik Penelitian Kualitatif
a.              Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.
Penelitian kualitatif mengadakan penelitian pada konteks dari satu keutuhan sebagai mana adanya (alami) tanpa dilakukan perubahan dan intervensi oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti pergi atau berada dilokasi untuk memahami, mempelajari perilaku insani dalam konteks lingkungan sebagai mana yang ditunjukkan.
b.             Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpul data.
Peneliti kualitatif menghedaki peneliti atau dengan bantuan orang lain sebagai alat utama pengumpul data. Hal ini dimaksudkan agar lebih muda mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan.
c.              Analisis data dilakukan secara induktif.
Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dengan fakta empiris. Peneliti terjun kelapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulaan dari fenomena yang ada dilapangan. Analisis data didalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
d.             Penelitian bersifat deskrifsi-analitis.
Data yang diperoleh (berupa kata- kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angaka statistik melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi.
e.              Tekanan penelitian berada pada proses.
Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses dari pada hasil. Pertanyaan apa (yang dilakukan), mengapa (hal itu dilakukan), dan bagaimana (cara melakukannya) urain naratif merajut pemafaran suatu fenomena.
f.              Pembatasan penelitian berdasarkan fokus.
Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas atas dasar fokus. Pemikiran fokus terliput didalam perumusan latar belakang studi dan permasalahan. Fokus juga berarti pentuan keluasan permasalahan dan batas penelitian.
g.             Perencanaan bersifat lentur dan terbuka.
Perencanaan (desain) dalam penelitian kualitatif tidak bersifat ketat atau kaku sehingga sulit untuk diubah. Perencanaan penelitian disusun bersifat lentur dan terbuka disesuaikan dengan kondisi sebenarnya yang ada dilapangan studi.
h.             Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama.
Pemaparan sebagai hasil interpretasi dalam penelitian kualitatif dikehendaki merupakan kesepakatan yang dirundingkan dengan subjek-subjek yang dijadikan sumber data.
i.               Pembentukan teori berasal dari dasar.
Penelitian kualitatif menekankan pada kepercayaan apa adanya yang dilihat sehingga bersifat netral. Jadi penyusunan teori beranjak dari bawah keatas, dari sejumlah bagian- bagian yang banyak dikumpulkan, kemudian disistematiskan dalam satu kesatuan yang saling berhubungan.[4]



D.    Prosedur Penelitian Kualitatif
Prosedur dan langkah penelitian kualitatif tentunya tidak sama dengan prosedur dan langkah penelitian kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti terlebih dahulu membuat rencana penelitian yang isinya menetapkan:
1.      Masalah penelitian dan variabel yang diteliti.
2.      Membuat hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari teori yang mapan.
3.      Menetapkan metode dan instrumen penelitian.
4.      Menentukan sampel penlitian.
5.      Menentukan teknik analisis data dengan statistik.[5]
Aspek-aspek diatas ditentukan sebelum terjun kelapangan untuk memperoleh data empiris, dan berusaha apa yang dilakuan dilapangan sesuai dengan yang telah dirancanakan. Data yang diperoleh dari lapangan melalui pengukuran kuantitatif di olah dan di analisis melalui statistika, hipetesis diuji untuk menarik kesimpulan penelitiannya. Lebih dari itu terutama untuk penelitian eksprimen, peneliti melakukan perlakuan tertentu yang sengaja diberikan sehingga situasi tidak alamiah lagi. Data kualitatif sering ditransformasikan menjadi data kuantitatif agar memudahkan dalam analisis statistik. Secara sekilas dapat dinyatakan bahwa prosedur penelitian kualitatif juga memiliki keterkaitan dengan prosedur penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif juga memiliki riset yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dalam memudahkan penelitian kualitatif tersebut.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak perlu menyusun rencana penelitian, cukup dengan mempersiapkan tema dan masalah pokok penelitiannya. Ia langsung terjun kelapangan dan tinggal dilokasi penelitian untuk waktu yang lama. Berdasarkan pengamatan yang dilakukannya, peneliti merumuskan masalah secara lebih spesifik bergantung pada apa yang terjadi dilapangan. Bisa terjadi masalah berubah sesuai dengan kondisi dan situasi dilapangan. Jika peneliti ingin merumuskan hipotesis, maka hipotesisis dirumuskan dilapangan, namun bisa diubah apabila diperlukan pada saat berlangsungnya penelitian. Pertanyaan peneliti tidak disusun dengan mengoperasionalkan variabel-variabel sebab variabel senantiasa berhubungan dengan konteks lingkungannya. Sekalipun peneliti mempunyai fokus pada waktu pengumpulan data, ia tidak melaksanakan penelitian untuk menjawab pertanyaan peneltian utau menguji hipotesis sebab yang diutamakan adalah pemahaman tingkah laku subjek secara alamiah dalam lingkungan hidupnya. Peneliti lebih mengutamakan kontak terus menerus dengan subjek dalam lingkungan hidup sehari- hairinya. Oleh sebab itu, teknik observasi partisipasi dan wawancara indepth merupkan teknik yang paling utama dalam penelitian kualitatif. Peneliti masuk dalam kehidupan yang dipelajari untuk mengetahui dan dipercaya oleh orang yang dipelajarinya.
Peneliti dituntut untuk memahami bagaimana para subjek berfikir, berpendapat, berperilaku, sesuai dengan apa yang dilakukan sehari-hari dalam hidupnya. Hal ini dilakukan secara terus menerus sehingga peneliti menghabiskan waktunya dengan para subjek yang ditelitinya. Laporan hasil penelitiannya segera disusun dilapangan, sekalipun belum final. Kemungkinan perubahan dan penyempurnaan laporan sangat mungkin selama penelitian berlangsung. Mengingat sifatnya yang demikian, penelitian kualitatif umumnya menggunakan sampel yang terbatas, namun sifatnya yang mendalam dan dalam waktu yang relatif lama peneliti berada dilapangan.
Laporan hasil penelitian kualitatif sebagaimana halnya penelitian kuantitatif dibuat dan disusun secara sistematis.
Bab I  : Pendahuluan menggambarkan latar belakang permasalahan, tujuan penelitian dan hasil- hasil yang diharapkan.
Bab II     : Telaah pustaka berkenaan dengan masalah yang diteliti.
Bab III    : Metodolgi dan prosedur penelitian menjalankan lokasi penelitian, waktu penelitian, prosedur yang dilakukan dalam memperoleh data.
Bab IV    : Hasil-hasil penelitian berupa uraian naratif mengenai makna informasi yang diperoleh, konsep- konsep atau prinsip- prinsip yang terkandung dalam suatu proses yang diteliti sebagaimana adanya.
Bab V  : Kesimpulan berupa proposisi- proposisi yang diangkat dari hasil    penelitian.[6]
Belum ada format yang baku untuk penelitian kualitatif sebab bergantung pada masalah dan bidang kaji penelitian. Yang jelas, peristiwa pelaksanaan penelitian serta cara analisis data berbeda dengan penelitian kuantitatif. Dipihak lain, format laporan tidak terlalu penting sebab dalam penelitian kualitatif yang diutamakan adalah mendeskripsikan secara analitis, suatu peristiwa atau proses sebagaimana adanya dalam lingkungan alami, untuk memperoleh makna yang mendalam dari hakikat proses tersebut.

E.     Desain dan Kerangka Penelitian Kualitatif
Desain penelitian atau rancang bangun penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang didisusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban- jawaban untuk pertanyaan- pertanyaan penelitiannya. Desain penelitian kulitatif dilakukan sebelum terjun kelapangan. 
Model desain kualitatif sebagai berikuti:
1.      Pernyatan masalah, merumuskan masalah yang akan diteliti sebelum ketahapan lain.
2.      Teknik Sampling, pertimbangan pertama dalam melakukan sampel ialah bahwa untuk penelitian kualitatif kita menggunakan apa yang disebut dengan teknik non probabilitas, yaitu mengambil sampel yang tidak didasarkan pada formulasi statistik.
3.      Jenis data, primer dan skunder dalam bentuk data selain angka.
4.      Instrumen pengambilan data, melalui dengan wawancara.
5.      Metode pengambilan data, dengan melakukan wawancara, observasi terlibat langsung, dan riview dokumen.
6.      Teknik analisis terdiri dari analisis domain, taksonomi, kompenensial, tema kulturar dan komparasi konstan.[7]

F.      Penelitian Kualitatif dalam Bidang Pendidikan dan Sosial
Penelitian kualitatif mempunyai tempat tersendiri dalam bidang pendidikan, mengingat sifat dan hakikat pendidikan sebagai proses sadar tujuan, dalam meningkatkan kualitas manusia dan kualitas hidupnya sebagai manusia yang berbudaya. Adabeberapa alasan kuat tentang pentingnya penelitian kualitatif dalam pendidikan yaitu sebagai berikut:
1.       Pendidikan sebagai proses sosialisasi pada hakikatnya adalah interaksi manusia dengan lingkungan yang membentuknya melalui proses belajar dalam konteks lingkungan yang berubah- ubah.
2.       Pendidikan senatiasa melibatkan komponen manusia yakni tenaga kependidikan dan siswa, kurikulum dan sistem pendidikan, lingkungan pendidikan, tempat/ruang dan waktu, serta sarana dan prasarana suatu pendidikan. Setiap komponen berinteraksi satu sama lain dalam satu proses pendidikan dan pengajaran untuk mencapai bagian- bagian pendidikan yang telah ditetapkan.
3.       Pendidikan sebagai suatu sistem tidak beriontasi pada hasil, tetapi juga beriontasi pada proses agar memperoleh hasil yang optimal.
4.       Pendidikan dalam pengertian luas, terjadi pada manusia dan berlangsung sepanjang hayat, dalam lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat secara resmi.
5.       Tekanan utama pendidikan adalah pembinaan dan pengembangan kepribadian manusia mencakup aspek intelektual, moral, sosial dalam satu kesatuan utuh, serasi, selaras, dan seimbang. Pembinaan dan pengembangan tersebut melalui proses belajar agar diproleh perubahan-perubahan perilaku menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.[8]
Data kualitatif dalam bidang pendidikan sangat bermanfaat untuk menemukan hakikat dan makna yang terkandung dalam proses pendidikan itu sendiri. Kata tersebut diperoleh dari lapangan tempat berlangsungnya proses pendidikand alam konteks lingkungannya. Bagaimana proses pendidikan itu berlangsung, bagaimana perubahan terjadi dalam proses tersebut, bagaimana interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran, bagaimana sumber belajar dioptimalkan penggunaannya dalam proses pendidikan, bagaimana guru menangani kesulitan belajar para siswanya, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya, supaya dapat menemukan konsep-konsep yang terkandung didalamnya.
Jadi penggunaan penelitian kualitatif dalam pendidikan bertujuan untuk:
a.       Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yasng terjadi dilapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk mengenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya.
b.       Menganalisis menafsirkan suatu fakta, gejala, dan peristiwa pendidikan yang terjadi dilapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang waktu sarta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
c.       Menyususn hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi dilapangan untuk dilakukan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kualitatif.[9]
Dalam penelitian kualitatif dalam bidang sosial yang berkenaan dengan sustu proses  dan kegiatan yang memungkinkan terjadinya interaksi antara manusia atau dengan lingkungannya, seperti peroses pengajaran, proses pembimbingan, pengelolaan menejemen kelas dan lain-lainnya.
Permasalahan dapat diangkat dari semua komponen pendidikan sebagai berikut:
1.      Bidang ketenagaan (guru)
-         Bagaimana guru melaksanakan pengajaran disekolah?
-         Bagaimana guru mengatasi kesulitan belajar mengajar siswanya?
-         Bagaimana guru mengoptimalkan kegiatan belajar dikelas?
2.      Bidang kesiswaan
-         Bagaimana cara siswa belajar disekolah dan dirumahnya?
-         Bagaimana siswa bergaul dengan teman-temannya sekelas?
-         Bagaimana hubungan sosialnya ?
3.      Bidang lingkungan pendidikan
-          Bagaimana peran dan partisipasi orang tua murid dalam pendidikan anaknya disekolah?
-          Bagaimana sikap dan pandangan orang tua terhadap kualitas pendidikan anak-anaknya disekolah?
-          Bagaimana pengaruh nilai-nilai budaya masyarakat setempat terhadap proses kegiatan anak disekolah?
4.      Bidang kurikulum dan sistem pendidikan
-         Bagaimana pelaksanaan kurikulum muatan lokal?
-         Bagaimana sekolah membina hubungan dengan masyarakat?
-         Bagaimana pelaksanaan SKS disekolah?[10]

G.    Penyusulan Usulan dan Laporan Penelitian Kualitatif
Pada dasarnya, penelitian merupakan pengkajian yang terkandali (disciplined inquiry) dengan karakteristik sebagai berikut:
1.       Logika proses berfikir dinyakan secara eksplisit, dengan menyebut setiap langkah mulai dari pengumpulan dan pengujian informasi sampai penarikan informasi sehingga dapat dikaji kembali.
2.       Informasi sebagai bagan berfikir dikumpulkan secara sistematis dan objektif, sistematis apabila jenis dan jumlahnya lengkap sesuai dengan aspek masalah yang dikaji.
3.       Sifat keterbukaan terhadap koreksi, baik oleh pakar, sejawat, maupun peneliti sendiri, sehingga penelitian pada dasarnya memiliki sifat mengoreksi diri sendiri.[11]
Didalam menyusun  usulan penelitian dan membuat laporan penelitian ketiga ciri-ciri umum tersebut hendaknya tetap dijadikan landasan, sebab setiap penelitian dipersyaratkan memenuhi:
a.       Mengikuti metode yang tetap, secara disiplin terhadap aturan-aturan agar tercapai hasil yang objektif.
b.      Hendaklah sedapat mungkin membatasi kekeliruan atau kesalahan terhadap data yang dikumpulkan terutama dalam memberikan interpretasi.
c.       Hendaknya mempublikasikan atau melaporkan hasil penelitian agar terbuka terhadap kritik dan saran dari semua pihak untuk dibantah, ditolak, atau diterima.[12]

H.    Kegunaan Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki beberapa kegunaan:
1.      Bagi pengembangan teori, penelitian kualitatif dengan tekhnik studi kasusnya sangat cocok untuk malakukan pengungkapan dan penemuan. Studi pengungkapan berkenaan dengan sesuatu  topik yang pada penelitian terdahulu hanya memberikan hasil-hasil yang sangat terbatas. Studi ini selanjutnya diarahkan pada penemuan-penemuan yang lebih lanjut, studi lanjut ini  diarahkan pada menjabarkan konsep pengembangan suatu model, preposisi atau hipotesis,
2.      Sumbangan bagi penyempurnaan praktik, penelitian kualitatif mengahasilkan deskripsi dan analisis tentang kegiatan, proses atau pristiwa-periswa penting. Studi khusus yang dilakukan secara terpisah dan dalam kurun waktu yang berbeda, tentang fokus masalah kegiatan atau program yang sama dapat menjadi masukan yang sangat berharga bagi penyempurnaan praktik, hasil sejumlah penelitian kualitatif yang bersifat mendalam dan rinci mempunyai nilai yang lebih tinggi dari penelitian kualitatif.
3.      Sumbangan bagi penentuan kebijakan, hasil penelitian kualitatif juga dapat memberikan sumbangan bagi perumusan, implementasi dan perubahan kebijakan, beberapa studi kasus difokuskan proses informal perumusan dan implementasi kebijakan  dalam tatanan yang berbeda, dengan nilai-nilai budaya yang berbeda pula untuk menjelaskan hasil-hasil kebijakan tersebut. Penelitian kualitatif juga dapat menganalisis persepsi dan isu-isu ekonomi dan politik yang besar pengaruhnya, sikap para penentu kebijakan terhadap kebijakan yang usulkan, serta pandangan para pelaksana kebijakan. Hasil-hasil penelitian tersebut dapat menarik masukan bagi penentuan kebijakan.
4.      Sumbangan bagi klarifikasi isu-isu dan tindakan sosial studi kasus dapat difokuskan pada pengalaman-pengalaman dalam kehidupan antar ras dan sekelompok etnis, kelas sosial, peranan jender.
5.      Sumbangan bagi studi-studi khusus, yang tidak mungkin diteliti dengan penelitian biasa: penelitian bagi orang-orang sibuk, ada hambatan bahasa, topik yang kontroversial, atau rahasia, dan penelitia-penelitian yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif-statistikal.[13]      
Faktor penting dalam karya ilmiah dan pelitian adalah mengkomunikasikan kepada orang lain sehingga hasilnya dapat diuji, dinilai, diterima, atau ditolak, pada umumnya para peneliti menyajikan proyek penelitiannya. Dalam bentuk tertulis yang terorganisir melalui dua tahap, yaitu:
1.      tahap awal, yang mempersyaratkan penyiapan rancangan atau usulan penelitian (proposal).
2.      tahap akhir, berupa penulisan laporan hasil penelitian.[14]

I.       Penutup
Kegiatan penelitian pada umumnya adalah sangat mudah apabila menggunakan metode-metode atau prosedur yang ditentukan, apalagi penelitian kualitatif karena penelitian kualitatif merupakan data yang diperoleh (berupa kata- kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angaka statistik melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi. Dari data yang diperoleh dituliskan atau dilaporkan dalam bentuk karangan deskriftif.
Demikianlah isi makalah ini mudah-mudah bermamfaat bagi penulis dan juga para pembaca. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurang-kekurangan dalam makala ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan karya ilmiah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dinata, Nana Syaodih Sukma. Metode Penelitian Pandidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Hadi, Amirul dan Haryono. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Zuriyah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.



[1]Amirul Hadi & Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 39.
[2]Nurul Zuriyah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 92.
[3]Ibid.
[4]Ibid., hlm. 93-95.
[5]Amirul Hadi dan Haryono, Op. cit., hlm. 15.
[6]Ibid. hlm. 17.
[7]Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm. 199.
[8]Amirul Hadi dan Haryono, op. cit., hlm. 18-19.
[9] Ibid., hlm. 20.
[10]Nurul Zuriah, Op.cit., hlm. 103.  
[11] Ibid.hlm. 105.
[12] Ibid.hlm. 106.
[13]Nana Syaodih Sukma Dinata, Metode Penelitian Pandidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 100-101.
[14]Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.11.

0 komentar: