AKHLAK MAZMUMAH DAN INDIKASINYA
A. Pendahuluan
Dewasa ini kita banyak menemukan manusia yang jauh dari Allah. Sehingga terjadi perbuatan-perbuatan tercela.seperti dengki, riya, khiyanat dll.Dalam makalah ini, kami hanya membahas beberapa sifat tercela tersebut. Dengki yang disebabkan oleh kecintaan terhadap dunia ini, yang ingin mencelakakan temannya sendiri. Ada lagi yang disebut dengan Riya. Riya ini dapat diartikan sebagai perbuatan ibadah yang dilakukan dengan mengharap pujian orang lain. Dan khiyanat berarti curang.
Begitu merugi orang yang memiliki sifat ini. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas bersama-sama perilaku tercela berikut ini. Apabila sifat tersebut ada pada kita, Insya Allah pengobatan yang kami jelaskan berikut ini dapat mengobati anda. Dan hanya pada Allah lah kita berserah diri..Berikut ini pembahasan mengenai Akhlaqul Mazmumah seperti Dengki (hasad), Riya, & khiyanat.
B. Pengertian Akhlak Mazmumah
1. Pengertian Akhlak
Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu bentuk jamak dari kata khulk. Khulk di dalam kamus al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.[1] Di dalam Da’iratul Ma’rif dikatakan: “Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik” Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selain ada padanya.
Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan kehendak[2]ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaan itu disebut akhlak. Di dalam Ensiklopedi pendidikan dikatakanbahwa akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khlaiknya dan terhadap sesama manusia.[3]Di dalam Al-mu’jam al-Wasit disebutkan defenisi akhlak sebagai berikut: “Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya terlahirlah macam-macam perbuatan baik dan buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.” Jadi pada hakekatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.
2. Akhlak Mazmumah
Mazmumah adalah lawan kata dari mahmudah, menurut bahasa artinya tercela sedangkan mahmudah artinya terpuji. Dari beberapa pengertian akhlak diatas yang menjelaskan bahwa akhlak tersebut sudah merupakan sifat lahiriyah dan tertanam dalam jiwa seseorang baik sifat yang baik dan sifat yang buruk.[4]Untuk itu dapat dijelaskan bahwa mazmumah ini adalah sifat yang buruk yang timbul dari diri seseorang sehingga hilang sifat mahmudahnya. Karena pada dasarnya manusia dipengaruhi oleh keimanan hatinya. Apabila hatinya kuat atau disebut dengan iman, maka akan timbul sifat yang mahmudah dan apabila iman yang lemah atau juga tidak beriman maka akan timbul sifat-sifat yang mazmumah. Karena kunci dari setiap perbuatan manusia itu adalah hatinya. Jadi akhlak mazmumah ini lebih condong kepada yang disebut dengan penyakit hati.
C. Akhlak Mazmumah dan Indikasi
Akhlak mazmumahitu sebenarnya sangat banyak namun yang paling umum dan pokok yaitu ada 11 yaitu : [5]
1. Dengki
Dengki adalah suatu sifat buruk yang melekati sebagian orang. Dengki muncul jika amarah dipendam karena ketidakmampuan melampiaskannya. Maka amarah berbalik ke bathinnya, mendekam di dalamnya. Tandanya ialah senantiasa membenci orang yang dimaksudkan, merasa berat jika bertemu dengannya dan berusaha untuk menghindarinya.
Dengki merupakan buah dari amarah, sedangkan iri merupakan buah dari dengki. Dengki ialah perasaan iri negatif yang disertai dengan tindakan atau perbuatan yang negatif terhadap orang yang menjadi sasaran kedengkiannya, seperti: memfitnah, menjatuhkan nama, menyerang, menghasut orang lain agar menyerangnya, atau mendo’akan agar orang yang didengkinya itu celaka, gagal, dsb. Dalam hadis disebutkan ”Sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api yang makan kayu bakar. (Diriwayatkan Ibnu Majah)
Dalam Al-Quran surat Al-Falaq (113:5) Allah mengingatkan kita manusia agar selalu memohon perlindungan kepada Allah, juga memohon perlindungan terhadap perbuastan dengki orang yang dengki.
Artinya ; Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,[6]
Adapun cara mengobati dengki, sesekali dengan keridhaan terhadap Takdir. Sesekali dengan menghindari keduniaan, sesekali dengan melihat apa yang berkaitan dengan keni’matan itu, antara hasrat kepada duniadan hisab di Akhirat, tidak meladeni apa yang membersit di dalam jiwa dan lebih baik diam saja. Jika hal ini dilakukan, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan pada pembawaan jiwanya.
Dengki itu merupakan penyakit yang parah. Penyakit-pemyakit hati yang tidak bisa disembuhkan kecuali dengan ilmu dan amal. Ilmu yang bermanfaat untuk penyakit dengki ialah, engkau hanya mengetahui sebuah hakikat bahwa dengki itu sangat berbahaya bagi Agama dan duniamu. Sementara orang yang di dengki itu tidak mendapat bahaya apapun dalam dunianya, agamanya, bahkan ia tidak bisa mengambil manfaat, sebab keni’matan tidak akan hilang dari dirinya, karena dengki.
2. Hasad
Hasad yang haram itu adalah bila seseorang yang dengki tidak suka kepada orang yang memperoleh sesuatu (pangkat, harta, dll) lebih daripada yang diperolehnya. Lalu ia berharap agar ni’mat yang diperoleh orang tersebut hilang dan lenyap. Firman Allah dalam Al-Quran surat ali-Imran ayat 120:
Artinya : Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.[7]
Seperti dalam firman di atas menerangkan bahwa seseorang yang memperoleh kebaikan ternyata ada seseorang yang membenci dan dia ingin bencana datang menimpa orang yang mendapat kebaikan itu celaka. Tentu dengan segala tipu daya dialakukan untuk menjatuhkan baik martabat, harkat, dan statusnya dimata orang lain. Penyakit ini dapat menyerang semua manusia beriman atau tidak. Karena manusia itu takut akan kehilangan status dalam pergaulan, kehilangan pangkat, dll.
3. Riya
Ketahuilah bahwa riya itu haram.[8]Riya merupakan kebalikan dari ikhlas yaitu beramal ibadah hanya untukdipuji oleh orang lain. Orang yang memiliki sifat riya disisi Allah itu terlaknat dengan laknat yang sangat keras.
Allah berfirman dalam surah Al-Ma’un ayat 4-6 yaitu :
Artinya : Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.[9]
Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat. Ali Bin Abi Thalib berkata: bagi orang yang berbuat riya, itu mempunyai alamat.
a. Ia malas bilamana sendirian.
b. Ia rajin apabila bersama dengan manusia.
c. Ia menambah amal bila ia di puji dan menguranginya bila ia dicela.
Cara mengatasi timbulnya Akhlaqul Mazmumah seperti dengki (hasad), khianat & riya adalah mensucikan diri dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, Bersyukur atas ni’mat yang di berikan Allah, untuk riya yang terdahulu kita lakukan mencabut akar-akar yang menjadi dasar penyabab riya kita tersebut.
4. Khianat
Khianat artinya curang. Rasulallah tidak memiliki sifat ini yang merupakan kebalikan dari amanah. Khianat juga merupakan ciri-ciri orang yang munafiq, yakni:
a. Apabila ia dipercaya, ia khianat.
b. Apabila ia berjanji, ia ingkar.
c. Apabila ia berkata, ia dusta.
Pengobatan dan penghindaran khianat ini sama dengan pengobatan akhlaqul mazmumah lainnya, yakni yang petama sekali ialah mensucikan diri karena hanya dengan kesucian jawa, kita akan terobati dan terhindar dari akhlaqul mazmumah.
5. Syarrut ta‘am (banyak makan)
Yaitu terlampau banyak makan atau minum ataupun gelojoh ketika makan atau minum. Makan dan minum yang berlebih-lebihan itu menyebabkan seseorang itu malas dan lemah serta membawa kepada banyak tidur. Ini menyebabkan kita lalai untuk menunaikan ibadah dan zikrullah. Makan dan minum yang berlebih-lebihan adalah dilarang walaupun tidak membawa kepada lalai dari menunaikan ibadah,tapi karena termasuk di dalam amalan mubazir.
6. Syarrul kalam (banyak bercakap)
Yaitu banyak berkata-kata atau banyak bicara. Banyak berkata-kata itu boleh membawa kepada banyak salah, dan banyak salah itu membawa kepada banyak dosa serta menyebabkan orang yang mendengar itu mudah merasa jemu.
7. Ghadhab (pemarah)
Gadhab berarti sifat pemarah, yaitu marah yang bukan pada menyeru kebaikan atau mendekati kejahatan. Sifat pemarah adalah senjata bagi yang menjaga hak dan kebenaran. Oleh karena itu, seseorang yang tidak mempunyai sifat pemarah akan dizalimi dan akan dicerobohi hak-haknya. Sifat pemarah yang dicela ialah marah yang bukan pada tempatnya dan tidak dengan sesuatu sebab yang benar.
8. Bakhil (pelit)
Yaitu menahan haknya untuk dibelanjakan atau digunakan kepada jalan yang dituntut oleh agama. Nikmat yang dikaruniakan oleh Allah subhanahu wata‘ala kepada seseorang itu merupakan sebagai alat untuk membantu dirinya dan juga membantu orang lain.Oleh sebab itu, nikmat dan pemberian Allah menjadi sia-sia jika tidak digunakan dan dibelanjakan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wata‘ala. Lebih-lebih lagi dalam perkara-perkara yang menyempurnakan agama seperti zakat, mengerjakan haji dan memberi nafkah kepada tanggungan, maka menahan hak atau harta tersebut adalah suatu kesalahan besar di sisi agama.
9. Hubbud dunya (Cinta dunia)
Bermaksud menginginkan dunia, yaitu mencintai perkara-perkara yang berbentuk keduniaan yang tidak membawa sedikit pun kebajikan di akherat. Banyak perkara yang diinginkan oleh manusia yang terdiri dari kesenangan dan kemewahan. Di antara perkara-perkara tersebut ada perkara-perkara yang tidak dituntut oleh agama dan tidak menjadi kebajikan di akhirat. Oleh yang demikian, cinta dunia itu adalah mengutamakan perkara-perkara tersebut sehingga membawa kepada lalai hatinya dari menunaikan kewajiban-kewajiban kepada Allah. Namun begitu, menjadikan dunia sebagai jalan untuk menuju keridhaan Allah bukanlah suatu kesalahan.
10. Takabbur (sombong)
Yaitu membesarkan diri atau berkelakuan sombong dan congkak. Orang yang takabbur itu memandang dirinya lebih mulia dan lebih tinggi pangkatnya daripada orang lain serta memandang orang lain itu hina dan rendah pangkat. Sifat takabbur ini tiada sedikit pun faedah, tetapi malah membawa kepada kebencian Allah dan juga manusia dan kadangkala membawa kepada keluar daripada agama(murtad) karena enggan tunduk kepada kebenaran.[10]
11. ‘Ujub (bangga diri)
Yaitu merasa atau menyangkakan dirinya lebih sempurna. Orang yang bersifat ‘ujub adalah orang yang timbul di dalam hatinya sangkaan bahwa dia adalah seorang yang lebih sempurna dari segi pelajarannya, amalannya, kekayaannya atau sebagainya dan ia menyangka bahwa orang lain tidak berupaya melakukan sebagaimana yang dia lakukan. Dengan itu, maka timbullah perasaan menghina dan memperkecil-kecilkan orang lain dan lupa bahwa tiap-tiap sesuatu itu ada kelebihannya.
D. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas yang telah menyebutkan sifat-sifat mazmumah tersebut maka dari sekian banyak sifat-sifat tersebut adalah sangat dikhawatirkan dapt merasuk kedalam jiwa manusia. Untuk itu perlu adanya ilmu dan amal yang menjadi benteng yang kokoh. Adapun indikasinya dari sifat mazmumah tersesebut sangat banyak, namun secara umum yaitu :[11]
1. Rusaknya hubungan dengan Tuhan (Rabb) maksudnya adalah bahwa sifat mazmumah semuanya adalah sifat yang dibenci dan dilarang oleh Allah. Hal ini sangat dikawatirkan keimanannnya. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
2. Rusaknya hubungan dengan manusia, maksudnya adalah bahwa dengan sifat mazmumah tersebut di atas sudah tentu manusia sebagai mahluk yang social akan sangat membenci manusia yang bersifat demikian. Misalnya sifat sombong sudah pasti manusia yang sombong dibenci oleh manusia lain apalagi ditambah dengan sifat kikir, sum’ah dan lain-lain.
Jadi sifat mazmumah adalah sifat yang merugikan dan harus dijauhi oleh setiap manusia. jika suatu perbuatan itu sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan rasulnya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak yang tercela.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali. Ringkasan Ihya Ulumuddin, Jakarta: Pustaka Amani, 1995.
As, Asmaran, Pengantar Studi Akhlak Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
DEPAG RI. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Jumatul Ali Art, 2005.
http//:id.wordpress.com/tag/tasawuf
Yunus, Abd. Hamid, Da’irah al-Ma’rifat, Cairo : Iiasy Sya’b, tth.
[1]Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 1.
[3]Asmaran As, Op.cit., hlm. 2.
[6]DEPAG RI. AL-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Jumatul Ali Art, 2005), hlm. 1120.
[8]Al-Ghazali. Op. cit., hlm. 229
[10]Al-Ghazali. Op. cit., hlm. 237.
0 komentar: