Yusuf Mansur Sebagai Tokoh Dakwah



A.      Pendahuluan
Pada bulan Ramadhan tahun 2008, di layar TV hampir setiap hari muncul wajah ustad muda yang namanya sedang melejit. Dialah ustad Yusuf Mansur, Usianya memang masih sangat muda, Wajahnya yang baby face, bersih, dan terkesan imut-imut. Ustadz Yusuf Mansyur dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang dan pimpinan pengajian Wisata Hati. Ustadz kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini melalui perjalanan berliku sampai menjadi ustadz terkenal seperti sekarang.
Ustadz Yusuf Mansyur dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang dan pimpinan pengajian Wisata Hati. Ustadz kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini melalui perjalanan berliku sampai menjadi ustadz terkenal seperti sekarang. Saat kuliah di jurusan Informatika namun berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor.
Pada tahun 1996 dan 1998 beliau terlilit utang dan masuk penjara dua kali ini karena cara hidup yang keliru membawa Ustadz Yusuf. Saat di penjara itulah, Ustadz Yusuf menemukan hikmah tentang shodaqoh. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang tokoh dakwah di Indonesia ini yang sudah menajadi salah satu juru dakwah yang superstar yang meliputi dari biografinya, pemikiran dakwahnya yang kemudian dianalisa secara ekstren dan intren.

B.       Biografi
1.      Keluarga
Ustadz Yusuf lahir Jakarta, 19 Desember 1976, dari keluarga Betawi yang berkecukupan. Ayahnya bernama Abdurrahman Mimbar dan ibunya Humrif’ah menurut informasi yang kami pemakalah dapatkan dari biografinya dulunya Yusuf Mansyur adalah anak yang sangat dimanja orang tuanya. Ustadz Yusuf menikah dengan Siti Maemunah dan telah dikaruniai tiga orang anak.
Pada tahun 1996, dia terjun di bisnis Informatika. Sayang bisnisnya malah menyebabkan ia terlilit utang yang jumlahnya miliaran. Gara-gara utang itu pula, Ustadz Yusuf masuk penjara selama 2 bulan. Setelah bebas, Ustadz Yusuf kembali mencoba berbisnis tapi kembali gagal dan terlilit utang lagi. Gaya hidup yang keliru membawa Ustadz Yusuf kembali masuk penjara pada 1998.[1]
Saat di penjara, Ustadz Yusuf menemukan hikmah tentang shodaqoh. Selepas dari penjara, selepas dari itu Ustadz Yusuf berjualan es di terminal Kali Deres. Berkat keikhlasan sedekah pula, akhirnya bisnis Ustadz Yusuf berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tapi memakai gerobak, Ia juga mulai punya anak buah.
1.      Pendidikan
Beliau adalah lulusan terbaik Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di jurusan Informatika namun berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan motor. Meski tak sempat menuntaskan kuliah, Ustadz Yusuf bersama dua temannya mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cipta Karya Informatika.
2.      Karir
Hidup Ustadz Yusuf mulai berubah saat ia berkenalan dengan polisi yang memperkenalkannya dengan LSM. Selama kerja di LSM itulah, Ustadz Yusuf membuat buku Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku yang terinspirasi oleh pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua. Tak dinyana, buku itu mendapat sambutan yang luar biasa. Ustadz Yusuf sering diundang untuk bedah buku tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu menekankan makna di balik sedekah dengan memberi contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata.
Karier Ustadz Yusuf makin mengkilap setelah bertemu dengan Yusuf Ibrahim, Produser dari label PT Virgo Ramayana Record dengan meluncurkan kaset Tausiah Kun Faya Kun, The Power of Giving dan Keluarga. Konsep sedekah pula yang membawanya masuk dunia seni peran. Melalui acara Maha Kasih yang digarap Wisata Hati bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan sedekah melalui tayangan yang didasarkan pada kisah nyata.
Tahun 2008 Ustadz Yusuf juga menggarap sebuah film berjudul KUN FA YAKUUN yang dibintanginya bersama Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari. Film ini merupakan proyek pamungkas dari kegiatan roadshow (ceramah keliling) berjudul sama selama Januari-April 2008.
Melalui Wisata Hati, ia menyediakan layanan SMS Kun Fayakuun untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Ia juga menggagas Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak penghafal Alquran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa Pondok Pesantren Daarul Quran Wisatahati.[2]

C.      Pemikiran Dakwah
1.         Matematika sedekah Ustadz Yusuf Mansyur
Sedekah tidak hanya untuk mensucikan harta, tetapi juga dapat menghapus dosa, memperoleh ampunan Allah, mendapatkan ridha dan kasih sayang dari Allah, memperoleh bantuan dari Allah, dan memakbulkan doa-doa. Satu hal dari penjelasan yang menarik dan sederhana sehingga menarik untuk dikaji yaitu tentang potensi kekuatan sedekah oleh Ustadz Yusuf Mansyur, benar-benar bisa membuka “mata-hati”, Ustadz Yusuf Mansyur memberikan ilustrasi yang sangat mudah dan “gamblang”, bagaimana sebenarnya sistem sedekah ini bekerja.
Bahwa Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur’an Surat: 6, Ayat: 160,

Artinya : Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).[3]

Dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur’an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.

Artinya : perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. [4]

Menurut ustadz muda ini, dengan berpedoman pada Al-Qur’an tersebut, maka kita bisa membuat “hitung-hitungan” matematika, yang disebutnya sebagai Matematika Dasar Sedekah. Nah, inilah yang luar biasa prima itu. Matematika sedekah ini, sungguh sangat berbeda dengan ilmu matematika yang dulu pernah kita pelajari di sekolah benar-benar berbeda.
Dia memberikan ilustrasi bahwa 10 – 1 = 9 … ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu. Tetapi ilmu Matematika Sedekah adalah 10 – 1 = 19 … ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita. Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini: [5]
10 – 1 = 19                       10 – 6 = 64
10 – 2 = 28                       10 – 7 = 73     
10 – 3 = 37                       10 – 8 = 82
10 – 4 = 46                       10 – 9 = 91
10 – 5 = 55                       10 – 10 = 100
Dalam penjelasan Ustad Yusuf bahwa kita tinggal mengalikan dengan angka 10, berapa pun yang kita sedekahkan atau kita berikan dengan ikhlas kepada orang lain yang membutuhkan bantuan kita balasan 10 x lipat dari Allah itu adalah balasan minimal dengan dalil dan keyakinan terhadap janji Allah dalam ayat diatas.
Jika dipakai balasan dari Allah yang minimal saja sebagai acuan berhitung, yaitu 10 x lipat, tidak usah berhitung yang 700 x lipat. Oleh karena itu, maka dalam konsep dakwah Ustad Yusuf tidak perlu merasa rugi besar jika mengeluarkan sedekah dengan jumlah minimal. Semakin banyak bersedekah, maka pasti semakin banyak penggantiannya dari Allah Azza wa Jalla.
2.         Keikhlasan dan Kemauan yang Berlandaskan Tauhid
Karena haikikat dari sedekah itu adalah keikhlasan dan kemauan  yang disertai dengan keyakinan kepada Allah Swt akan dibalas dengan yang sesuai dengan prasangka kepada-Nya. Namun Ustadz Yusuf menegaskan bahwa pengembalian dari Allah itu bentuknya apa dan bagaimana itu adalah rahasia Allah, maka sebagai insan harus membuka “mata hati” untuk selalu berpikir positif kepada Allah. Bukankah Allah berfirman, “Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hamba-Ku kepada-Ku”.[6]
Oleh karena itu, selalulah berprasangka baik kepada Allah, maka Allah akan dengan serta merta menunjukkan KeMaha Kebaikan-Nya kepada kita. Allah pasti membalas kebaikan kita dengan balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kita.


D.      Analisa
Dari penjabaran di atas dianalisa bahwa konsep dakwah Ustadz Yusuf Mansyur adalah dakwah dengan sistem kausalitas dan matematis sedekah dengan landasan pemikiran dari janji Allah dalam Al-Qur’an yang telah disebutkan di atas. Namun beliau juga mengaskan konsep tersebut harus dilandasi dengan keyakinan dan kemauan yang kuat, maka hal ini sangat erat kaitannya dengan ketauhidan seseorang dalam berprasangkan kepada Allah Swt.
Adapun yang mempengaruhi pemikiran dakwahnya dapat dilihat dari dua faktor yaitu secara intern dan secara ekstren,  adalah sebagai berikut:
1.      Hal-Hal yang Mempengaruhi Yusuf Mansyur secara Intern
a.       Dilihat dari sisi keluarganya yang berkecukupan Yusuf Mansyur sangat manja tentu ia hidup dengan penuh kekayaan, maka hal tersebut sangat mempengaruhinya untuk mengajak umat melakukan amal sedekah.
b.      Pengalaman tentang pola hidup yang salah yaitu hidup dengan tanpa berlandaskan al-Qur’an dan kemurahan uraian tangan, dirasakannya sehingga ia berpikir tentang kesederhanaan dan kemurahan yakni sedekah.
c.       Kesadarannya dengan janji Allah dalam al-Qur’an tentang hikmah sedekah adalah sesuatu yang benar setelah diadakannya percobaan dengan keyakinan penuh dan prasangka yang baik.
2.      Hal-Hal yang Mempengaruhi Yusuf Mansyur secara Ekstren
a.       Lilitan utang piutang yang mengakibatkannya masuk penjara dua kali dan beliau mulai berpikir tentang pola hidup dengan keyakinan akan sedekah.
b.      Kondisi masyarakat Jakarta yang banyak membutuhkan bantuan dan uraian tangan dan banyaknya orang disekitarnya yang tidak mau bersedekah atau acuh tak acuh dengan kondisi sosial yang ada.
c.       Kifrahnya di bidang organisasi kemayarakatan (LSM) yang membuat jiwa sosial yang tinggi dan pengaplikasiannya tentu dengan sedekah.

E.       Kesimpulan
Maka dari analisa pemakalah di atas bahwa Yusuf Mansyur sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup, masyarakat, dan perenungannya tentang ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad Saw. 

 

DAFTAR PUSTAKA
                                                                                               
Blog, Anastacya. Biografi Ustadz Yusuf Mansyur, 25-02-2009  http://annastacy.wordpress .com/2009 /04/19/biografi-ustad-yusuf-mansur/,.
CD Sofware. Hadis Web Kumpulan dan Referensi Belajar Hadis, bab Meraih Ampunan Alloh, dapat juga diakses dengan kata kunci “berprasangka” pada menu search yang tersedia.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya , Semarang: Toha Putra, 1996.
Munir, Rianaldi. Ustad Yusuf Mansur dan Matematika Sedekah, 14 September 2009  diakses dari http://rinaldimunir.wordpress.com/2009/09/14/ustad-yusuf-mansur-dan-matematika-sedekah/Catatanku.



[1] Anastacya Blog. Biografi Ustadz Yusuf Mansyur, 25-02-2009  http://annastacy.wordpress .com/2009 /04/19/biografi-ustad-yusuf-mansur/, diakses tanggal 2 April 2010.
[2]  Ibid
[3] Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya , (Semarang: Toha Putra, 1996), QS Al-An’am : 160.
[4] Departemen Agama RI. Ibid, QS Al-Baqarah : 261.
[5] Rianaldi Munir. Ustad Yusuf Mansur dan Matematika Sedekah, (14 September 2009)  diakses dari http://rinaldimunir.wordpress.com/2009/09/14/ustad-yusuf-mansur-dan-matematika-sedekah/Catatanku diakses tanggal 2 April 2010.
[6] CD Sofware. Hadis Web Kumpulan dan Referensi Belajar Hadis, bab MeraihAmpunan Alloh, dapat juga diakses dengan kata kunci “berprasangka” pada menu search yang tersedia.

0 komentar: